Category Archives: dari twitter

Teruntuk #fam69

Aku tak akan lupa bagaimana keluarga kita berawal.
Keluarga maya yang penuh dengan kehangatan.
Canda, duka, suka, dan luka juga datang kadang-kadang.

Tiba-tiba semua terasa hilang.
Semua ternyata kala yang tak pernah akan berulang.

Perpisahan setelah satu kali pertemuan?

Ah, kuharap kita tak pernah bertemu saja sekalian.
Biar kebersamaan kita di linimasa,
bertahan lebih lama.

yang kangen,

Mamih Eka

Jakarta, 09062011


Karya-karya Mahesa

dua hari lalu, @sihirhujan, admin @puisikita memberi kabar duka. @mahesaaditya telah meninggal dunia.
kami, teman mahesa di linimasa, sangat kaget mendengar kabar itu. bahkan saya sempat menangis. 😥

mahesa adalah salah satu penyair di twitter yang sangat saya kagumi. sajak-sajaknya sangat bagus, sering diReTweet akun-akun sajak twitter seperti puisikita, @sajak_cinta, @syair_malam, @sajakMbelink, juga sering di RT kami, followernya.

sebagai kenang-kenangan, saya akan menyalin beberapa sajak mahesa, yang saya ambil dari akun twitternya.

Aku akan baik-baik saja, sebab kelak segala luka dan kenangan akan mengabu, lesap di laut sunyi jiwaku.

Kucoba pejamkan kedua mata, namun rindu ini seperti ujung pedang yang mengancamku untuk terus membuka mata.

Melupakanmu, adalah merelakan airmataku jatuh, dalam setiap doaku, untukmu.

Sudahlah nak, berhenti, saat kita kelaparan puisimu tidak bisa dijual untuk membeli nasi!

Kutepikan segala kejemuan, lalu aku berkarib dengan kesunyian, matahari kuning tua mengecupku dari celah daun-daun cemara.

Kerinduan seperti sebuah kebodohan, meski memberi kepedihan namun tetap kulakukan.

Sajak-sajak yang kutulis dengan hangat embun mataku, karam di laut terdingin, hatimu.

Untuk apa kamu bertahan pada satu cinta yang nyata-nyata hanya memberi kamu luka?

Cinta yang telah pergi, cukup dikenang dalam sepi, seperti asap meninggalkan api, ia tak akan lagi kembali.

Peluklah aku sebentar saja, biar aku tenang seperti laut tanpa gelombang, seperti sunyi padang ilalang.

Itulah, sebagian kecil tulisan Mahesa. masih banyak yang tak kalah menakjubkan.

selamat jalan, mahesa.
semoga kau bahagia di sana. :’)


adalah… *#nomensen rame-rame*

@hazziran:
adalah biru, yang kau tebarkan, hingga rindu-pun berubah pilu, tanpa pelampiasan.
adalah rindu Nona™, kau selip diantara bebatuan rengkah terderai hujan, kurasa anyelir bertahta sebentar lagi disana, dengan getir.
adalah renjana, kau cipta marka diantara kita. bagaimana bisa berbagi lara, jika usap airmatamu pun tak kuasa.
adalah kau, bagaimana bisa aku ingkar, kalau kau adalah pusat duniaku berputar.
adalah rasa, perlahan mati , seperti nyala lilin dalam sunyi.

@almascatie:
adalah lautan biru yang kokoh di pintu selatan. ketika aku mendekapmu, bersama rindu yg tak sempat ku hitung dalam pelarian.
adalah detak sepatumu yang menjelma kuntum bunga tanpa aroma apalagi rasa.. lalu menguburnya dilautan airmata.
adalah aku lelaki yang menulis kata tanpa sempat mampir apalagi mikir usai bernyanyi meminang mimpi pada suatu malam.
adalah aku yg terus mengenangmu diam2 pada sisa hidup yg makin sengsara, sedang waktu terus melengkungkan gagang rencong.
Adalah takdir.. Ai Nona, Ini rindu.. ini cinta, menarilah dipelukanku… biar tenggelam matahari diatas laut.
Adalah kamu yg menggetarkan perahu dengan tarian lenso putih, adalah kamu cinta abadi bernama edelweis dihati.
Adalah hari-hariku cinta yang kau sematkan di ujung jemari, seperti ombak, tak henti kau belai bibir pantai dengan rindumu.

@supernopha:
Adalah biru yang setia memeluk lebam hatiku. Kala peluk tak lagi dapat menuntaskan segala rindu.
Adalah pohon waru yang tumbang di tengah kesenyapan hutan. Seperti itulah kurasa kesedihan.
Adalah aku yang memujaMU dengan seluruh hingga tak henti dada ini bergemuruh tiap menyebut namaMU dalam tiap baris doa.
Adalah aku yang hanya mampu mengagumi diamdiam.
Adalah aku yang akan mendekapmu, Kasih ketika hujan tak dapat lagi menuntaskan rindu.
Adalah jingga. Warna yang kucuri dari bianglala saat cinta kau sematkan di dada.

@ekasept:
adalah samar, jejak yang kau tebarkan. meniadakan kenangan, hingga sepiku sendirian.
adalah dia, dengan segala sempurnanya, yang kau puja. mengabaikan rindu yang terus kusematkan di tiap kata cintamu untuknya.
adalah tangis. satu-satunya hal yang nyata tentang kita.
adalah kenangan. tempatku bermain-main, bercanda dengan kamu yang tinggal bayang.
adalah nada, yang kucipta dari cinta. bila kau enggan datang, bagaimana liriknya bisa kuselesaikan?
adalah patah, hati yang kau tinggalkan. tidakkah kau berniat memberiku penawar?
adalah kaca jendela kamarku, yang bergeletar. menanti angin datang menyampaikan rindumu, meredakan hatiku yang gemetar.


tentang aku sekarang, yang tanpa kamu

aku sedang iri pada dia yg tangannya kau genggam sedari senja.
aku sedang iri pada bahunya yg kau jadikan tempat bersandar.
aku sedang bosan dgn kasurku yg dingin.
aku sedang bosan pada hatiku yg kesepian.
aku sedang kasihan pada hatiku yg kusam.
aku sedang kasihan pada rinduku yg karatan.
aku sedang sedih karena mimpiku yg menjauh.
aku sedang sedih karena cintaku mulai rapuh.

*diambil dari postingan acak di twitter ^^*


sajak sabtu

pagi ini dingin. aku rindu kehangatan sabtu yang hadir bersama senyumanmu.

bagiku, sabtu adalah biru. karena sabtu adalah harinya kamu.

hari yang paling setia adalah sabtu. dia selalu setia menunggu manusia-manusia yang sibuk di hari kerja untuk akhir pekan bersama

sabtu kesepian. ditinggal orang-orang pacaran

ini sabtu. tahukah kamu aku selalu rindu? tak bisa lupa meski kamu sudah punya yang baru

jangan lupa berterima kasih pada sabtu. dia yang mempersatukan cinta, mimpi, dan rindu kamu


irama hari

dari malam yang enggan bertukar dengan pagi

dari senyum yang mengaburkan luka

dari rangkaian melodi yang selalu menemani hati

dari setiap doa yang dilantunkan setiap pagi

dari ketukan jemari yang mengungkapkan hati

dari arak2an awan yg mengiringi terbenamnya matahari

dari kecupan selamat pagi yang membekas berhari-hari

dari setiap langkah yang ingin diiringi

dari wangi bunga yang mengintip di jendela setiap pagi

dari kunjunganmu dalam mimpi

dari telinga yang selalu ingin mendengar nyanyian surga

dari dedaunan yang selalu setia menanti embun

dari lambaian tangan yang selamanya terekam

Lanjutkan membaca